Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Pendekatan Scientific Learning di SMKN 1 Tanjung Jabung Barat
Abstract
Proses pembelajaran yang berkualitas akan menghasilkan pembelajaran yang berkualitas. Perencanaan proses pembelajaran yang matang akan memuat kelas nyaman, menyenangkan. Sebagaimana pendekatan pembelajaran yang ditegaskan dalam kurikulum 2013 adalah menggunakan pendekatan scientific learning.Berdasarkan fakta tentang proses pembelajaran PAI guru kesulitan membimbing siswa untuk berfikir kritis, mengarahkan siswa untuk berfikir logis, sistematis, dan ilmiah, sehingga pembelajaran PAI terkesan hanya pemberian dogma- dogma agama yang harus didengar dan diterima siswa tanpa melewati serangkaian proses berfikir ilmiah. Kondisi ini menyebabkan proses pembelajaran PAI berjalan kaku, tidak menarik, serta tidak merangsang kemampuan berfikir kognitif siswa. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan pendekatan scientific learning pada pembelajaran Pendidikan agama Islam di SMKN 1 Tanjung Jabung Barat. Responden diambil secara acak mewakili SMKN 1 Tanjung Jabung Barat, dengan pengambilan secara acak maka ada 8 SMK Negeri yang tersebar di semua kecamatan.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan 1) Pendekatan scientific learning dapat dilaksanakan dalam pembelajaran PAI, pendekatan scientific learning dapat meningkatkan motivasi, pendekatan scientific learning dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa, pendekatan scientific learning berpusat pada siswa, serta pendekatan scientific learning dapat dilaksanakan pada semua mata pelajaran.2) Respoden mengetahui langkah-langkah merancang RPP dengan pendekatan scientific learning, dengan memperhatikan tujuan, karakteristik siswa, serta materi pembelajaran sebelum menetapkan pendekatan, serta tidak selalu menggunakan pendekatan scientific learning, serta tidak semua materi pokok PAI yang dapat menggunakan pendekatan scientific learning dalam pembelajarannya.3) Responden sudah melaksanakan pendekatan scintific learning dengan menyuruh siswa mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,menarik kesimpulan, serta menyampaikan informasi.4) Hambatan dalam melaksanakan pendekatan scientific learning karena belum adanya model yang dapat dijadikan acuan dalam pembelajaran PAI, serta belum adanya media yang disediakan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran.5) Sumber pendukung tidak tersedia serta kesulitan menemukan sumber pendukung
References
Suharsimi Arikunto, 2005. Manajemen Penelitian, Jakarta:Reneka Cipta
Muhaimin, 2005. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi. PT.Raja Grafindo: Jakarta
Kemendiknas,2013, Kurikulum 2013
Undang-Undang Nomor 20 Tahun tentang Sistem Pendidikan Nasionalgoup: Jakarta Permendikbud RI tentang Standar Proses no 65 Tahun 2013
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2021 Dodi Haryandi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.