Peningkatan Keterampilan Diskusi Melalui Model Pembelajaran Two Stay Two Stray Pada Mata Pelajaran PAI Kelas V SDN 093 Bengkulu Utara

Authors

  • Khamidah SDN 093 Bengkulu Utara

Keywords:

Model Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS), PAI, Kemampuan Diskusi, Sekolah Dasar.

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan diskusi siswa kelas V SDN 093 Bengkulu Utara melalui model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) pada mata pelajaran PAI. Teknik pengumpulan data terdiri dari tes akhir dan pengamatan. Instrumen penelitian ini yaitu lembar observasi dan lembar tes tertulis. Data observasi dianalisis dengan pendekatan deskriptif kualitatif argumentatif. Data tes dianalisis dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Peningkatan keterampilan diskusisiswa tampak pada kualitas proses dan produk, 1) Peningkatan Proses Peningkatan keterampilan diskusi siswa tampak pada kualitas proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan kekompakan siswa yang sudah baik. Siswa yang pada saat pratindakan kurang mampu bekerjasama, pada siklus III sudah kompak satu sama lain di dalam kelompoknya. Siswa sudah mampu memotivasi anggota lain, yakni dengan mengingatkan akan tugasnya. Pengorganisasian kelompok pada siklus III sudah baik bila dibandingkan dengan pratindakan. Inisiatif kerja kelompok siswa pada saat pratindakan belum begitu tampak, namun pada siklus III sudah baik. Siswa sudah mampu menentukan apa yang harus dilakukan pada saat diskusi. Peningkatan yang paling menonjol ialah keaktifan siswa. Jika pada saat pratindakan siswa terlihat pasif dan diam, pada saat siklus III siswa sudah aktif melakukan diskusi. Dengan adanya siswa yang bertamu, menjadikan suasana pembelajaran lebih hidup dan antusias. 2) Peningkatan Produk Peningkatan hasil/produk dapat diketahui dari kemampuan berdiskusi siswa sebelum dikenai tindakan dan sesudah dikenai tindakan. Peningkatan keterampilan diskusi siswa dapat dilihat dari 5 aspek, yaitu (1) aspek keberanian/semangat, (2) aspek kelancaran berbicara, (3) aspek kejelasan ucapan dan pilihan kata, (4) aspek penguasaan masalah, dan (5) aspek penyampaian pendapat (persetujuan dan sanggahan). Peningkatan secara produk berdasarkan jumlah skor rata-rata kelas yang diperoleh yakni pada tes pratindakan sebesar 7,31 atau 29,63%, pada siklus I meningkat menjadi 12,59 atau 50,54%, pada siklus II meningkat menjadi 17,09 atau 68,36%, dan pada akhir tindakan siklus III meningkat menjadi 20,90 atau 83,63%.

References

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsjad, G. Maidar dan Mukti U.S. 2005. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Alwi, Hasan, dkk. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Bulatau, S. J. 2003. Teknik Diskusi Kelompok. Yogyakarta: Kanisius

Dipodjojo, Asdi S. 1984. Komunikasi Lisan. Yogyakarta: Penerbit Lukman

Goldberg, Alvin A dan Carl E. Larson. 1985. Komunikasi Kelompok Proses- proses Diskusi dan Penerapannya. Jakarta: Universitas Indonesia Press

Hendrikus, Dori Wuwur. 2009. Retorika Terampil Berpidato, Berdiskusi, Berargumentasi, Bernegosiasi. Yogyakarta: Kanisius.

Iskandarwassid, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Rosda.

Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang- ruang Kelas. Jakarta: Grasindo

Madya, Suwarsih. 2006. Teori dan Praktik Penelitian Tindakan. Bandung: Alfabeta.

Noviantoro, Arista. 2010. Peningkatan Keterampilan Diskusi dengan Teknik Trial by Jury pada Siswa Kelas XI SMA N 1 Turi. Skripsi S1. Jurusan Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS, UNY.

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE.

Sugiyanto. 2009. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta

Suryabrata, Sumadi. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Downloads

Published

2022-12-27

Issue

Section

Articles